KERINCI – Kegiatan Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kerinci mendapat sorotan dari masyarakat. Ini lantaran anggaran pelaksanaan pemilihan bujang gadis tahun 2016 diduga di mark up.
Berdasarkan informasi di lapangan, kejanggalan anggaran pemilihan bujang gadis Kerinci itu seperti untuk dana honorium panitia dalam anggarannya tercatat Rp 2,4 juta untuk 16 anggota. Lalu honorium untuk panitia lomba budaya daerah yang anggaran dalam DPA-nya Rp 2,25 juta namun tidak diberikan kepada panitia.
“Bahkan makan dan snack panitia tidak diberikan, padahal dalam anggarannya tercantum makan dan snack perorang Rp 950, dengan total anggaran Rp 25,650.000,” ungkap salah seorang panitia lomba Bujang Gadis yang namanya tidak ingin disebutkan, Selasa (15/11).
Dikatakannya lagi, selain panitia, anggaran honorium juga diduga di mark up, yakni honorium juri lomba yang jumlahnya 48 orang dengan anggaran Rp 9,6 juta, tapi pada acara hanya dipakai enam juri yang dihadirkan.
Jumlah honorer petugas sound sistem dianggaran sebanyak 16 orang, namun yang ada diacara hanya dua orang.Parahnya lagi, tambahnya dana sewa gedung yang dianggarkan Rp 8 juta, menariknya pelaksanaan kegiatan justru dilaksanakan di aula kantor Disporaparbud yang otomatis gratis.
Pelaksanaan final bujang gadis yang hanya memanfaatkan gedung nasional, hanya satu hari.
“Dengan pelaksanaan di aula Disporaparbud, maka secara otomatis kursinya tidak disewa padahal untuk sewa kursi sejumlah 4.800 unit sudah masuk anggaran Rp 14.4 juta, termasuk sewa sound sistem sudah dianggarkan Rp 8 juta untuk delapan hari, tapi yang jelas sound sistem itu sudah ada,” pungkasnya.
(Metrojambi)