KERINCI, Indojatipos.com Sungguh malang yang dialami oleh seorang nenek, Sani(56) warga Desa Bengkolan Dua Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci. Pasalnya, pada usia lanjut atau masa tuanya, terkena oleh penyakit kanker payudara. Sehingga, membuat payudara sebelah kanannya bengkak, mengeluarkan darah dan nanah serta mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Untuk berobat, nenek janda yang memiliki 3 orang anak itu, tidak memiliki biaya. Sedangkan, suaminya sudah lama meninggal dunia. ”Bagaimana saya mau berobat nak, untuk makan saja susah,” akunya, ketika dikunjungi Shinta Nalurita salah seorang istri anggota Dewan Kerinci.
Menurut Shinta, penyakit kanker payudara yang dideritanya itu terjadi sekitar 3 tahun. Awalnya, dari bagian puting payudara sebelah kanannya sering mengeluarkan darah segar. Hanya saja, tidak begitu dirisaukan oleh dirinya karena disangka penyakit biasa. Hanya saja, tambah hari, penyakit yang dideritanya semakin membesar dan kondisinya tambah parah. Ditambah rasa sakit ketika tengah kumat.
“Saya hanya pasrah dan mengharapkan jika ada donatur yang mau membantu saya,” terangnya melalui shinta.
Awal mengetahui penyakit kanker payudara itu, sambung Shinta, setelah membantu membuat Kartu BPJS, namun kendala KTP,KK.
“Saya dan suami telah membantu membuat BPJS tapi, anaknya tidak merespon,” ungkapnya.
Ia menambahkan, biasanya penyakit yang dideritanya Sani itu sering kumat pada waktu tengah malam dan pada waktu subuh. Hanya saja, ketika dalam kondisi kumat itu, dirinya hanya bisa menahan rasa sakit yang sungguh luar biasa tersebut. Selain itu, mengaturkan doa kepada yang maha kuasa agar penyakit yang dideritanya itu dapat disembuhkan. Apalagi, untuk biaya berobat ke RSU itu memerlukan biaya yang cukup besar.
”Saking sakitnya ketika lagi kumat, saya harus gigit bantal atau baju,” terangnya.
Ia berharap, Pemda Kerinci maupun dinas dilingkungnya agar dapat memberikan bantuan agar dapat mengobati penyakit kanker payudara ini ke RSU Padang. Soalnya, untuk mengunakan program kesehatan pemerintah, seperti program BPJS, dirinya tidak termasuk kedalam program tersebut. Sehingga, tidak dapat melakukan pengobatan yang biaya oleh pemerintah.
“Harapan saya, Pemda dan dinas terkait dapat membantu dan memfasilitasi Nenek Sani berobat ke Padang,” harapnya.
Penulis : Riko Pirmando
Editor : Riko Pirmando