INDOJATIPOS.COM, Kerinci— Program bantuan kuliah untuk mahasiswa tidak mampu atau program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) di IAIN Kerinci diduga bermasalah dan terendus adanya dugaan pemotongan.
Tak tanggung-tanggung, berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 700 mahasiswa/i IAIN Kerinci mendapatkan Pogram KIP-Kuliah, bantuan ini berupa uang tunai, perluasan akses, dan kesempatan belajar dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik dan mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk membiayai pendidikan, namun hal tersebut disinyalir dipotong mencapai Rp, 2,5 Juta per mahasiswa.
Adapun data diperoleh dari mahasiswa IAIN Kerinci, satu semester mahasiswa/i mendapatkan kuncuran dana program KIP-K ditransfer dari SPAN atau rekening Rp 6,6 juta dan dipotong Rp 4,9 juta.
“Yang bisa kami tarik dari rekening BSI Rp 1,7 juta, sisa tidak bisa tarik,” ucap salah satu mahasiswa penerima KIP-P IAIN Kerinci, Jumat (21/2/2025).
Rincian Anggaran KIP Kuliah untuk bantuan biaya hidup (living cost) 1 mahasiswa menerima 700 ribu/bulan atau 4,2 juta/semester. Sedangkan yang diterima mahasiswa 1,7 juta dan sisa 2,5 kemana?.
Dana KIP-K tersebut ditransfer oleh Pusat ke masing-masing mahasiswa penerima setiap semester.
“Jika pemotongan untuk program lain, kan bisa diambil di dari anggaran bantuan biaya pendidikan SPP sebesar Rp 2,4 juta/semester, bukan dari biaya living cost,” bebernya lagi.
Terpisah, diakun instagram Lapmiumi_kerincisungaipenuh menyebutkan, pengelola dana KIP-K yang seharusnya dilaksanakan dengan transparan dan terbuka mungkin.
Namun berbanding terlaik dengan IAIN Kerinci yang menyebutkan pengelolaan tertutup.
Dicaption IH lapmihmi_kerincisungaipenuh menyebutkan, adanya pemotongan yang besar sehingga mahasiswa/i hanya mendapatkan uang saku atau living cost 1,7 juta.
Bahkan, aliansi komisariat selingkup HMI Cabang Kerinci-Sungaopenuh telah melakukan audiensi dengan IAIN Kerinci, sayangnya tidak dihadiri oleh Rektor, malah dihadiri oleh Pembina Forma-KIP-K serta tak mampur menjawab tuntutan mereka.
“Bayangkan, mahasiswa/i yang hidup kurang mampu dan tinggal di kost dengan biaya seminim itu, KIP-K bukannya membantu malah menceking mahasiswa/i,” caption IG Lapmihmi.
Sementara Rektor IAIN Kerinci Jafar Ahmad yang juga mantan Warek II ini dikonfirmasi terkait dugaan persoalan adanya pemotongan Bantuan Program KIP-K belum memberikan tanggapan, namun saat dihubungi, Rabu (19/2/2025) tidak menjawab. Jafar Ahmad Terkesan bungkam.
Begitujuga dengan warek III IAIN Kerinci Halil Husairi dikonfirmasi belum memberikan tanggapan.(rgo/rco)